Fakta atau Mitos: Apakah Harimau Siberia Putih Benar-benar Ada?
Harimau Siberia putih tidak lagi diketahui keberadaannya di alam liar dan sering ditemukan di kebun binatang. Artikel ini akan mengungkapkan lebih banyak fakta tentang hewan buas yang cantik ini dan keberadaan mereka.
Fakta Singkat Tentang Harimau
Harimau terancam punah karena hilangnya habitat dan perburuan. Dari 9 subspesies harimau yang ada, tiga subspesies harimau – harimau Bali, harimau Jawa, dan harimau Kaspia, sudah dinyatakan punah. Enam subspesies yang tersisa, yaitu harimau Siberia, harimau Bengal, harimau Indocina, harimau Malaya, harimau Cina Selatan, dan harimau Sumatra, hanya ditemukan di Asia.
Dari semua subspesies harimau, harimau Siberia adalah yang terbesar. Mereka menyandang status sebagai kucing hidup terbesar di dunia. Karena harimau Siberia mendiami lanskap bersalju di Timur Jauh Rusia, di mana warna putih berfungsi sebagai kamuflase, banyak yang percaya bahwa harimau putih sama dengan harimau Siberia. Namun, ini samasekali tidak benar.
Harimau Siberia Putih: Fakta atau Mitos?
Harimau putih terkadang disalahartikan sebagai harimau albino, tetapi ini juga tidak benar. Jika harimau putih benar-benar albino, mereka tidak akan memiliki belang sama sekali. Harimau putih memiliki hidung merah muda, mata biru, dan garis-garis hitam atau coklat yang membuktikan bahwa mereka tidak albino.
Harimau putih bukanlah spesies atau subspesies harimau yang terpisah, tetapi merupakan hasil dari gen resesif langka yang dibawa oleh harimau Bengal, bukan harimau Siberia. Sama seperti subspesies harimau lainnya, harimau Siberia berwarna oranye dan TIDAK memiliki varietas putih.
Program Pemuliaan
Ada beberapa laporan penampakan harimau Siberia putih, tetapi belum ada yang dapat dipastikan secara ilmiah. Harimau Siberia putih hanya dapat ditemukan di kebun binatang; ini semata-mata karena program pemuliaan.
Harimau Siberia putih lahir ketika harimau Siberia dikawinkan dengan harimau Bengal. Keberadaannya di alam liar tidak pernah terbukti, dan hanya subspesies harimau Bengal yang diketahui membawa gen bulu putih.
Gen Memainkan Peran Besar
Karena gen bulu putih pada harimau bersifat resesif, kedua orang tua harus membawa gen tersebut untuk menghasilkan anak harimau putih. Karena perkawinan seperti itu jarang terjadi, harimau putih jarang terlihat di alam liar.
Namun manusia telah belajar untuk membiakkan harimau putih secara selektif dari induk harimau yang diketahui membawa gen tersebut. Dengan demikian, harimau putih cukup umum di penangkaran.
Sejumlah besar harimau tangkaran adalah hibrida dari berbagai subspesies. Harimau putih membuat pameran populer dan membantu meningkatkan pendapatan serta jumlah pengunjung kebun binatang.
Karena tidak ditemukan di alam liar, harimau putih diproduksi dalam jumlah besar dengan perkawinan sedarah (inbreeding). Semua ini dilakukan atas nama konservasi dan reintroduksi ke alam liar. Namun perlu dicatat bahwa program pengembangbiakan sama sekali tidak membantu dalam melestarikan makhluk cantik ini.
Sisi Gelap Harimau Putih
Fakta pahit yang terjadi adalah bahwa hewan-hewan anggun ini terlalu sering dikawinkan sedarah, sehingga mereka tidak akan pernah cocok untuk diperkenalkan kembali ke alam liar. Selain itu, 80% anaknya akan mati karena cacat lahir yang serius akibat perkawinan sedarah yang diperlukan untuk membuat bulu putih.
Dari sedikit harimau putih yang bertahan, sebagian besar memiliki cacat lahir yang nyata, seperti degenerasi retina, strabismus (mata juling), skoliosis tulang belakang, langit-langit mulut sumbing, dan kaki bengkok.
Banyak yang masih berpikir bahwa kebun binatang mendukung konservasi harimau putih. Fakta menyedihkannya adalah bahwa pengembangbiakan harimau putih yang mengesankan ini hanya untuk tujuan menghasilkan uang semata dan tidak menguntungkan spesies harimau dengan cara apa pun.